Hah nggak nyangka, bener-bener nggak nyangka, wanita yang dieluelukan oleh banyak orang, ternyata lemah di hal-hal kayak gini ya. Aku menatapnya heran. Maksudnya? Iya kamu tuh harus tahu seberapa besar orang menganggap kamu wanita kuat, tangguh, layak dikembangkan. Seberapa besar? Di sidang lalu, audiences setuju kamu tidak boleh hanya menghentikan langkahmu sampai di situ-situ saja. Kamu harus terus mengeksplorasi kemampuanmu. Oya? Tanyaku masih terheran-heran. Iya! Aku tersenyum. Hahaha, tawanya pecah. Tapi ya ternyata lemahnya di hal-hal seperti ini, percintaan. Tuhan memang adil, lanjutnya. Iya Tuhan adil, Dia juga memberikan aku satu keahlian tambahan. Apa? Tanyanya bingung. Aku mampu membungkus rapi kekuranganku dalam kemasan cantik nian menarik hati dengan kelebihanku di depan kalian semua. Hmm.. Namun kadang.. Aku kembali terdiam, seolah berpikir tajam. Kadang aku berusaha membungkusnya terlalu rapi, terlalu cantik, sampai-sampai tak punya celah untuk terlihat lemah. Tak punya kesempatan untuk mengeluh. Dan tak punya sandaran untuk mengadu. Mengadu untuk apa? Tanyanya, berganti heran. Mengadu untuk bilang bahwa aku lelah. Lelah untuk terus terbungkus rapi, berusaha menumpuk cacat dengan tambahan lakban berwarna agar tak terlihat. Tuhan adil, dia melanjutkan. Dan kamu tahu itu.
Bersama dia, obrolan penghujung hari melelahkan, di Lawson, minuman isotonik, lelah hari ini, pelajaran hari ini, menunggu waktu kembali pagi. -@fadilamh
No comments:
Post a Comment