Ada yang harus diangkat ke dunia ada yang tidak. Ah maksudku dunia kita, bukan hanya duniaku saja, begitu. Bukan berbohong atau menipu, hanya saja tidak sepenting itu untuk diangkat, kemudian kamu tahu, lalu bersama membahasnya. Ada banyak hal yang jauh penting untuk bersama kita duduk hadapi dan selesaikan. Kamu masih duduk manis dihadapanku, menatapku dalam, kemudian mengangkat sebelah alismu ke atas, tatapan tak percaya. Ah baiklah! Iya aku menghubungi mantanku kembali dua hari yang lalu. Lalu? Tanyannya santai tak ragu. Hanya saja aku khawatir melihat status-statusnya yang...aku tertunduk, hmm mengkhawatirkan. Sudah tahu keadaannya? Tanyanya lagi. Aku mengangguk. Lalu? Lanjutnya. Lalu dia baik-baik saja, hanya sedang rindu seseorang di masa lampaunya. Kamu? Tebaknya langsung tepat sasaran. Aku mengangguk. Lalu bagaimana denganmu? Aku menatap makan siangku, di piring putih besar berisikan fettucini ekstra keju, sambil mengaduk makananku asal. Aku.. Aku kembali diam. Kamu kembali menegak minuman sodamu. Ah kamu, selalu seperti itu, ucapnya. Senyum sinis menyedihkan kesal terlihat di wajahmu. Aku lelah, ini bukan kali pertama kamu begini kan? Bukan kali pertama pula kita membahas ini. Iya kan? Tanyanya dengan nada tinggi. Aku mengangguk, terus menunduk. Aku minta maaf, ucapku. Dan bukan kali pertama pula kamu mengucapkan maaf. Aku lelah. Aku tidak ingin kehilangan kamu.
Ah mantan, kamu selalu ada menjadi bayang-bayang! Bukan masalah, tidak apa, aku baik-baik saja, karena kamu selalu ada. Iya kan? -@fadilamh
No comments:
Post a Comment