Kapan terakhir kali kamu menangis untuk orang asing berwujud pria dalam hidupmu? Menangis yang benar-benar menangis, beberapa tahun yang lalu, sekitar 3 tahun yang lalu, di kamar mandi sekolah ku, ah remaja. Waktu itu kalo tidak salah, aku bersama dua teman ku, satu bertanya kenapa masih menangis untuk orang seperti itu, satu lagi berkata menangis untuk apa, tidak menyelesaikan masalah. Seminggu kemudian setelahnya, salah satu dari mereka berkata, kamu lebih tegar dari sebelumnya ya. Ah, remaja. Tapi benar, itu terakhir kali aku menangis yang benar-benar menangis. Ya sekarang beberapa kali pernah, tapi hanya jika sedang mengenang. Di luar itu, untuk orang asing berwujud pria selain dia, menangis yang benar-benar menangis, belum pernah lagi.
Benar tidak pernah menangis untuk seseorang selain dia? Sebentar, coba ku ingat-ingat. Hmm. Benar, belum pernah lagi. Dia sudah memberikan ku banyak pelajaran untuk menjadi lebih kuat, lebih dari biasanya. Aku pernah merasa suka karena dia, duka pun pernah karena dia. Merasa diduakan, disalahkan, diabaikan, ditinggalkan pun pernah. Jadi untuk hal kecil sepele di bawah level itu, wajar saja aku tidak mempan. Hanya saja lelah bilamana harus berkutat pada hal sama, apa lagi yang menyakitkan.
Bagaimana bila ada orang asing yang bisa membuatmu menangis yang benar-benar menangis dan bukan dia? Ah itu yang aku cari. -@fadilamh
No comments:
Post a Comment