Sunday, August 22, 2010

Freedom


PROLOG
 expérience est que vous


31 Desember 2009. Hari dan tanggal yang sejujurnya tak mau aku nantikan kedatangannya. Di penghujung tahun yang artinya akan ada tahun baru, akan ada hari yang berbeda dengan suasana hati yang berbeda. Namun, kali ini ada yang lain, aku tak seperti biasanya. Karena di setiap penghujung tahun, walaupun aku benci melewatinya, aku tetap bisa tersenyum senang. Karena, di penghujung tahun itu pula, aku akan membuat karakter ku yang baru. Ya baru. Bukan baru seperti yang orang katakan “Aku ingin jauh lebih baik dari tahun ini lho!” atau curahan hati seseorang kepada hatinya “Pokoknya tahun baru ini harus aku lewati dengan senang, tahun baru dengan hati yang baru” atau entah semacamnya lah. Bukan  yang baru seperti itu. Tapi karakterku yang baru.
Pukul 23.30. Artinya setengah jam lagi aku akan benar-benar memainkan perananku. Aku akan berakting lagi. Tetapi kali ini, aku bermain bukan sebagai seseorang. Namun diriku sendiri. Brilian bukan? Aku memainkan peranku sebagai diriku sendiri di kehidupanku. Sebentar lagi, beberapa menit lagi, di langit pasti akan banyak kembang api berwarna-warni cerah ceria yang akan menyambut diriku yang baru.
Pukul 23.50. “10 menit lagi” aku menggumam.
Pukul 23.59. Aku memejamkan mata sebelum benar-benar siap untuk melihat penyambutan atas diriku atau yang aku atas namakan untuk diriku. Sekelilingku mulai menghitung mundur dari tiga puluh. “Tiga puluh..dua puluh sembilan..dua puluh delapan..”. Tunggu pikiranku goyah, aku linglung, dalam pejaman mataku, aku ingin menagis, aku menyadari, aku lupa, aku tidak pernah menjadi diriku sendiri sebelumnya. Tapi kali ini ketakutanku tak bisa ku atasi sendiri. Aku mulai berpikir untuk merubah karakterku, kembali menjadi seseorang yang baru, tapi bukan diriku. Tapi hitungan mundur di sekelilingku sudah sampai hitungan kesepuluh. “Sepuluh..sembilan..delapan..”. Aku panik, bingung, kacau sekali pikiranku. Aku seperti tersesat, dada ku sesak. Aku seperti tak berpijak di bumi. Aku berharap bisa menghentikan waktu saat ini juga.
“Dimana suara orang-orang?” aku kembali menggumam. Aku tak berani bertanya dan membuka mata. Aku benar-benar tak mau hari ini ada, sungguh aku berharap aku tidak berada di sini. Berada di taman belakang rumahku yang selalu menjadi tempat berkumpul semua teman-temanku. Karena dari sini, kami bisa melihat indahnya langit Jakarta pada saat tahun baru. Bahkan ini hanya 60 detik, dan aku merasa lama sekali. “Mana mereka ?” aku kembali bergumam dan kali ini aku mencoba memberanikan diri untuk membuka sebelah mataku. Mengintip. Dan ketika ku buka kedua mataku memastikan semua ada di sana, aku melihat kembang api yang sudah mulai menyala.
“Indah sekali!” aku berbisik. Tapi kali ini keindahannya berbeda. Perlahan-lahan keindahannya mulai menghilang. Pudar dan langit pun kembali sepi. Aku bisa mendengar tawa semua teman-temanku. Tapi dimana rasa gembiraku. Aku sudah memututuskan untuk menjadi diruku sendiri, bukan? Tapi aku tak merasakannya. Atau memang inikah sebenarnya diriku? Inikah karakterku? Karakter yang tidak pernah aku mainkan. Karakter yang belum aku tahu sama sekali. Entah mengapa aku seperti kehilangan cahaya. Bahkan inilah diriku, aku memulai tahun baru ini dengan diriku sesungguhnya dan aku malah merasa kehilangan cahaya?. Untuk menutup malam ini, yang bisa kulakukan hanya diam dan memberikan senyuman simpul kepada teman-temanku. Karena aku tahu, nantinya mereka semua akan sangat merindukan diriku yang sebelumnya. Bukan diriku yang ini, tapi sebelumnya. Dan yang aku tahu, tahun ini akan terasa sangat sulit, karena aku belum pernah merasakan menjadi diriku sendiri, sebelumnya.


"Happy New Year!!!"

...

1 comment:

Anonymous said...

jadi bikin novel juga nih kak fadil? cieeee teruskan ya kak