Sunday, July 11, 2010

When life goes on

Kata orang masa paling indah itu ya masa-masa SMA, masa remaja yang nggak akan pernah terulang, masa remaja yang nggak akan pernah terlupakan, masa remaja yang selalu akan punya noda hitam putih bahkan warna-warni di dalam setiap sudut memori seseorang, masa remaja yang paling mengesankan bahkan masa remaja yang nggak akan pernah orang lain sama rasakan. Yap, semua orang berkata seperti itu. Berkata seolah-olah tak ada masalah, karena itu memang pantas untuk di ingat. Seolah-olah telah menang karena sudah melewati masa-masa yang penuh dengan kelabilan. Seolah-olah akan selalu sedih apabila mengingat masa-masa tersebut. Ya dan seolah-olah memori itu akan terulang nanti 4 sampai 5 tahun lagi. Memori yang punya tempat tersendiri. Tapi untukku, sayang nya tidak begitu. Entah kenapa masa-masa SMA bukan masa terindah atau mari kita katakan masa-masa yang paling indah.

Buat gw masa-masa paling indah itu masa kanak-kanak. Masa yang juga tidak akan pernah terulang. Masa yang tidak pernah mengenal lelah dalam segala hal. Masa yang tidak pernah rapuh untuk mendapatkan sesuatu. Masa yang akan selalu menjadi impian. Masa yang tak kenal masalah. Masa yang indah dengan senyum tawa maupun tangis tanpa mengetahui untuk apa kita melakukan hal tersebut. Untuk apa tersenyum, untuk apa menangis. Untuk hal bodoh kan ? atau hanya untuk sekedar menangis untuk rasa sakit akibat jatuh dari sepeda kecil yang bahkan sudah roda empat. Seseorang pernah mengajukan pertanyaan "Kenapa bukan masa-masa SMA yang paling indah bagimu ?". Hanya ada satu alasan "Karena semuanya terasa menyakitkan ketika aku mengingat masa itu dan mengingat seseorang itu". Ya dan hanya itu alasannya. Alasan yang tak kan pernah tergantikan kedudukannya. Alasan yang selalu membuat saya berpikir untuk cepat belajar menjadi dewasa. Alasan yang selalu membuat saya tertunduk diam ingin menangis. Alasan yang selalu membuat saya ingin waktu cepat-cepat berlalu. Alasan yang juga selalu membuat saya sulit untuk memejamkan mata ketika saya sangat ingin melakukannya. Dan beribu alasan bodoh yang menyebabkan alasan tersebut menjadi satu-satu alasan kenapa bukan masa SMA yang paling indah untukku.

Sebenarnya ini cuma masalah pola pikir bodoh yang sudah terlanjur tertanam dalam keseharian gw. Pola pikir yang seharusnya udah gw ubah ketika seseorang berkata "Ini semua cuma masalah pola pikir kamu kok, nggak lebih". Sayangnya gw terlalu angkuh untuk mencoba sedikit saja merendah dan mulai belajar merubah pola pikir gw. Sayangnya waktu itu gw terlalu bodoh untuk mengakui kalo dari awal pola pikir gw emang bermasalah. Dan ketika seseorang berkata "Ini semua cuma masalah waktu kok". Hal ini saja yang gw bisa percaya tanpa ada perubahan dari diri gw sendiri. Buat apa ? Buat menertawakan diri gw sendiri pada saat gw jatuh di lubang hitam yang sama ? Atau untuk ikut bersusah-susah hati ketika semua orang menertawakan diri gw sendiri ? Oh tentu saja bukan tapi untuk diam dan tak melakukan apa-apa, toh gw nggak melakukan apa-apa, bukan ? Oke baiklah lupakan.

Gw udah berubah sekarang. Bukan anak bocah yang nangis karena jatuh dari sepeda yang bahkan roda empat. Bukan anak bocah yang akan hanya tertawa pada saat melihat badut di acara ulang tahun. "Gw udah dewasa!". Bokap nyokap gw percaya itu dan seharusnya gw juga percaya akan hal itu. Oke kembali lagi ke keanehan gw yang menganggap masa SMA adalah yang sepantasnya hanya sebagai halte untuk singgah dan di lewati begitu saja. Well, hal ini ngga berlaku buat temen-temen gw. Temen yang akan selalu menjadi temen buat gw. Iyalah, nggak akan pernah berubah. Gw cuma nggak suka dengan masa-masa nya aja kok. Masa selama 3 tahun yang seharusnya di lewati tanpa masalah dan yaa baik-baik saja. Tapi kini, gw bakal mulai menghadapi sesuatu yang baru. Seseorang berkata "Kuliah itu baru masa sebenarnya". Believe it or not.

...

No comments: