Ini ku tulis Sabtu lalu, seperti biasa di notes ku, ah aku ini, pada akhirnya tetap saja akan selalu menjadi gadis manja yang sama.
...
Hari ini aku bersandar di bahumu, mencium wangi yang sama, suara yang sama, intonasi yang sama, orang yang sama. Hari ini kau mengajarkan ku sesuatu yang baru, yang tak pernah bisa aku mengerti dari sekedar membaca atau orang lain. Hari ini kau membuka pikiran ku lagi untuk kesekian kalinya. Namun, hari ini ada yang ku lihat tak sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku melihat ada kerut di tanganmu, tangan yang sama seperti lima belas tahun lalu mengajari ku membaca. Tangan yang sama yang membelai rambut dan mengusapku sebelum tidur sepuluh tahun yang lalu. Tangan yang sama yang mencubit ku saat aku tak menurut. Dan tangan yang sama yang terbuka untuk memeluk ku saat aku membuatmu bangga. Ya tangan yang sama. Hari ini aku melihatnya dalam arti yang berbeda, entah aku terlalu sibuk dengan dunia ku ataukah kau terlalu terpaku untuk terus bekerja demi keluargamu hingga aku tak menyadarinya. Ayah, itu kamu. Terimakasih untuk terus ada dan mengajariku tentang dunia. Terimakasih untuk terus memarahiku apabila aku tak sesuai dengan jalan. Terimakasih untuk selalu mengingatkan ku bahwa tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Terimakasih untuk selalu bisa aku andalkan selama ini. Terimakasih Ayah untuk semua perjuangan mu. Terpenting, terimakasih Ayah untuk selalu setia berada di samping Bunda.
@fadilamh
No comments:
Post a Comment