'Yaudah ya nanti aku telepon lagi' adalah kalimat akhir pembicaraan yang selalu keluar dari bibirmu. Entah semacam kalimat sihir yang selalu tetap membuatku berpikir ya kamu akan menelepon ku kembali. Iya nanti, entah kapan. Nanti buatku adalah iya kamu akan selalu di sini dan tak pernah terganti. Tapi mungkin lain buatmu, nanti itu satu waktu di saat kamu membutuhkan aku, nanti itu ketika kamu mau bercerita tentang buruknya hidupmu, nanti itu saat aku menjadi pilihan terakhir jadi teman bicaramu, iya itu nantimu.
Kau tahu apa yang bodoh dari ceritaku? Aku bercerita tanpa ada yang tahu akhir dari ceritaku. Menggantung, iya selalu menggantung. -@fadilamh
No comments:
Post a Comment