Wednesday, October 10, 2012

Fairness

Sekarang apa yang ku pijak. Apa yang ku karang. Apa yang ku tawan. Sudah harus pergi.
Dan untuk ke sekian kalinya tergores senyum sapa dalam angan, siapa lagi? Kembali mematahkan janji. Kembali tak berharap lagi. Dan kembali pada apa yang akan ku lihat nanti. Ada harapan. Ada ucapan. Ada keinginan. Tapi ada keadaan. Fakta, bukan?
Kamu datang lagi menghampiri malam ini. Seperti biasa, ada tawa canda dalam tanda. Tapi, tak ada realita. "Kita memang berbeda dalam semua hal! Bahkan prinsip kita sudah berbeda." ucap ku di telepon senja itu, tiga tahun lalu. Aku mematahkan hati seseorang. Ku buat jadi begini untuk berhenti. Berhenti berangan-angan. Berhenti mengarang. Berhenti menawan. Dan berhenti memijak.
Tuhan adil. Akan diberikannya kita sosok pelengkap suatu hari nanti. Suatu hari, ketika aku dan kamu sudah mulai terbawa oleh waktu. Terbuai oleh cinta. Tertawa dalam canda. Dan menangis dalam duka. Bedanya, aku dan kamu ada di bagian bumi yang berbeda. Bagian kamu dengannya dan aku dengannya. Kita saling menatap, aku dan kamu. Namun, yang kita tatap adalah sosok lain dari kawan dan rasa. Ya, itu cinta mu dan ini cinta ku. Selamat menjalani hidup mu dan biarkan aku menjalani hidup ku. Kita belajar dari Tuhan, untuk bersikap adil, bukan?

Regards,

FMH
...

No comments: