"Wanita itu udah punya bakat secara alamiah, di umur 15 tahun, wanita itu udah bisa ngomongin tentang kehidupan lho!" Iya kok Om, aku percaya. Cukup amat sangat percaya dengan kebenarannya. Dialog singkat yang salah satu kata-katanya cukup melekat di pikiran gue. Wanita itu makhluk yang hebat, oke emang dalam beberapa hal pria lebih hebat. Tapi, menurut gue, masih belum cukup hebat untuk menangani kehidupannya masing-masing.
Guru agama gue bilang, "Alasan utama mengapa wanita tidak pernah menjadi pemimpin negara adalah karena wanita bekerja menggunakan hati." Hell yeah, gue akuin guru agama gue lagi-lagi bener. Pertama, sebagai wanita nggak banyak yang bisa di lakuin pada saat-saat genting. Bahkan yang bisa di lakukan, ya cuma nangis, nah kalo pria, dia bakal lebih berpikir luas dan panjang untuk beberapa masalah. Kedua, the women are not the faster decision maker. Wanita lebih suka berpikir ini dululah, itu dululah, terus kalo udah, gimana inilah, gimana itulah. Ketiga, kekuatan wanita emang masih belum sekuat pria. Ya walaupun adalah ya, binaragawati yang bisa angkat barbel. Tapi, kan bukan berarti itu.
Pada akhirnya, gue membuat sebuah kesimpulan simple namun cukup untuk menjelaskan semuanya. Wanita punya kehebatannya sendiri dan pria pun begitu. Tapi, wanita juga punya kekurangan dan begitu pun pria.Namun, jauh di balik itu semua, kekurangan wanita adalah kelebihan pria dan kelebihan wanita adalah kekurangan wanita. Simple, right? Kalo keduanya bersatu. Life is getting easy!
Sebenernya, nggak harus ada masalah antara wanita dan pria, bukan? Bukankah kita hidup untuk saling melengkapi. Tapi, masih ada banyak hal yang harus di luruskan. Ketika pria berpikir untuk melindungi wanita, sebenarnya pria itu belum benar-benar ingin melindungi. Dia hanya sedang mencoba keberuntungannya untuk melindungimu. Sedangkan wanita, ketika dia ingin dilindungi, sebenarnya wanita belum sepenuhnya mengizinkan hatinya untuk mau di lindungi, karena wanita masih merasa punya banyak kesempatan untuk dilindungi dengan hati yang lain.
Well, all of all, gue cuma masih ngga kebayang kenapa masih ada pasangan yang kalo menurut gue, udah cocok luar dalem, tapi tetep aja udahan. *sigh*. Dan itulah apa yang semua orang sebut 'takdir'. Kita nggak bakal tau apa yang akan terjadi antara dua orang yang saling cinta dan tiba-tiba bubar gitu aja kaya nggak pernah ada yang terjadi. Dan kenapa gue ngebahas tentang ini? karena lagi-lagi seseorang membuat kesalahan yang menurut gue fatal. Oke, gue ngerti kok in hidup lo, bung! But you should be realized with the situation. Ya baiklah, it's not my own business. I know everybody have their own way to solve the problem.
Kira-kira nanti pasangan hidup gue bakal kaya gimana ya? Setia, romantis, atau kebalikannya? Entah kenapa baru saja terlintas di pikiran gue tentang ini, padahal di post kemaren gue masih bingung akan karir dan kesuksesan gue nanti haha labil. Tapi ya kalo gue di tanya tentang impian keluarga idaman gue kaya gimana, nah ya kaya gini nih; yang pasti gue mau menjalani hubungan dengan seseorang yang emang gue yakini akan menjadi pasangan hidup gue sampe gue tua nantinya. Gue nggak mau melakukan banyak hal dengan kesalahan yang sama. Gue mau seseorang yang ngga neko-neko, mau nerima gue apa adanya, ngga banyak ngomong tapi banyak pembuktian. Dan yang pasti seiman sama gue, karena gue udah rela kok kalo seseorang yang pernah ada di kehidupan gue, maksud gue yang ngga seiman ini, suatu waktu bakalan nikah sama seseorang yang seiman juga sama dia. Never mind!
Gue mau nanti udah sama-sama mapan dulu baru mikirin hubungan yang lebih serius. Dan yang pasti, gue mau punya karir, gue mau kerja dan punya kesibukan, big no for being housewife! Emang ngga jelek sih, jadi ibu rumah tangga, buktinya nyokap gue seorang ibu rumah tangga dan gue selalu bangga sama dia. Tapi gue juga ngga mau kalo cuma jadi penyambut tamu di rumah atau sekedar nyapu-nyapu rumah setiap hari. Gue mau punya banyak relasi juga. Tapi tenang aja, gue akan tetap menghormati pendamping hidup gue kok. Kita bakal buat perjanjian, mungkin salah satunya, jam kerja gue ngga bakal melebihi jam kerja dia, jadi pas nanti dia ada di rumah, gue juga udah ada di rumah (sebenernya, ini janji gue bareng sama seseorang yang kita sama-sama tau pasti ngga bakal kesampean haha).
Oke kayanya cukup sampe sini dulu deh. Pikiran gue jadi buyar sekarang. Gue inget sesuatu dan itu cukup membuat gue galau kembali.
Gue mau nanti udah sama-sama mapan dulu baru mikirin hubungan yang lebih serius. Dan yang pasti, gue mau punya karir, gue mau kerja dan punya kesibukan, big no for being housewife! Emang ngga jelek sih, jadi ibu rumah tangga, buktinya nyokap gue seorang ibu rumah tangga dan gue selalu bangga sama dia. Tapi gue juga ngga mau kalo cuma jadi penyambut tamu di rumah atau sekedar nyapu-nyapu rumah setiap hari. Gue mau punya banyak relasi juga. Tapi tenang aja, gue akan tetap menghormati pendamping hidup gue kok. Kita bakal buat perjanjian, mungkin salah satunya, jam kerja gue ngga bakal melebihi jam kerja dia, jadi pas nanti dia ada di rumah, gue juga udah ada di rumah (sebenernya, ini janji gue bareng sama seseorang yang kita sama-sama tau pasti ngga bakal kesampean haha).
Oke kayanya cukup sampe sini dulu deh. Pikiran gue jadi buyar sekarang. Gue inget sesuatu dan itu cukup membuat gue galau kembali.
Regards,
FMH
...
No comments:
Post a Comment