Happy Eid Mubarak 1432 H fellas!
My name is Fadila Maula Hafsah.
Please call me, Fadil.
So, what I want to write down here is about tolerance, Iedul Fitri and BEM FEM.
Please, give me the feedback!
Enjoy!
Kumai, 1 September 2011
The Difference and Us
Toleransi bukanlah hal yang awam bagi masyarakat Indonesia. Mengapa dibilang begitu? Karena tanpa kita sadari mulai dari kecil sampai kini, kita sudah mengetahui dengan baik apa yang disebut dengan perbedaan. Perbedaan antara si tua dan si muda. Perbedaan antara si kaya dan si miskin.Perbedaan antara yang baik dan yang buruk. Perbedaan antara si pintar dan si bodoh. Perbedaan antara satu sama lain. Perbedaan bisa berarti menguntungkan, namun bisa juga merugikan. Perbedaan memberikan kita arti hidup dan semua kesan. Perbedaan telah mengajarkan banyak hal. Perbedaan membuat kita belajar akan menghargai. Perbedaan mengajarkan kita untuk memaafkan. Dan perbedaanlah yang mengajarkan kita untuk berterima kasih.
Mengapa Tuhan menciptakan perbedaan di dunia? Ya, dengan sejuta alasan. Karena tanpa perbedaan, maka tidak ada kesatuan. Seperti tercipta sebuah kalimat, "Unity in diversity." Bersatu dalam keragaman. Menurutku, kesatuan akan terjadi pada saat ada perbedaan. Aku dan kamu berbeda. Kamu dan dia berbeda. Dia dan mereka berbeda. Maka berterima kasihlah kepada Tuhan karena telah menciptakan perbedaan dengan sejuta alasan yang mempersatukan. Bagaimana menurutmu?
Masyarakat Indonesia, patut diacungi dua jempol untuk hal toleransi. Terutama dalam hal keagamaan. Islam, Kristen, Hindu, Budha,Kong Hu cu. Yang muslim berbeda dengan kristen pada saat menghadap Tuhan. Hindu dengan Budha berbeda tata cara sembahyangnya. Begitu pula antara satu dengan yang lainnya. Setiap agama memiliki hari raya. Apabila dalam Islam, sebelum menyambut hari raya Idul Fitri, kepada umatnya diwajibkan untuk berpuasa. Kepada umat Katolik, sebelum menyambut paskah, mereka melakukan puasa pantangan. Sedangkan, Hindu pada saat hari raya Nyepi akan mematikan berbagai bentuk penerangan dan menyepi di rumahnya masing-masing. Begitu banyak macamnya keragaman agama di Indonesia.
Tapi, kau tahu, apa yang ku yakini sampai sekarang adalah Tuhan memang satu, kita yang berbeda, seperti lantunan lagu Marcell. Namun, bukan berarti karena perbedaan, kita terpecah. Justru karena perbedaan kita saling memiliki satu sama lain. Kita mengenal satu sama lain. Kita belajar banyak antar sesama. Kita menyayangi satu sama lain, bahkan mencintainya. Tuhan adil, ya memang Tuhan sangat adil. Tak ada yang bisa menandingi kuasa-Nya. Dan semua umat beragama meyakini itu. Menurutku, itulah yang disebut dengan toleransi. Kita berbeda, tapi kita tetap merasa bangga dengan kebersamaan. Bagaimana menurutmu?
Seorang sahabat pernah berkata kepadaku, "Mahasiswa adalah kalangan elit yang berada di bawah pemerintah dan di atas masyarakat" aku tersenyum. Inilah kita, seorang mahasiswa, kalangan elit, berpendidikan, berkemauan dan mempunyai kesempatan. Satu hal yang tidak semua orang bisa dapatkan, kesempatan. Kau kaya, hidupmu enak, tak perlu pikirkan banyak hal, hanya bagaimana mengolah apa yang ada, tapi kau tak punya kesempatan, maka pupuslah harapanmu. Kau miskin, punya impian, keinginan penuh, usaha keras, tapi kau tak punya kesempatan, maka pupuslah jua harapanmu.
Tuhan tidak pernah membedakan apa yang umat-Nya upayakan. Entah dia kaya ataupun miskin, rajin ataupun malas, jenius ataupun idiot sekalipun. Tidak, tidak, tidak ada yang dibedakan. Semua orang punya kesempatan, aku, kamu, dia, mereka dan kita punya kesempatan. Tuhan yang memberikannya. Dia memberi tanpa membedakan. Hanya bagaimana cara aku, kamu, dia, mereka dan kita lah yang menentukan. Mau membiarkan sia-sia ataukah menghargai setiap bagian kecil dari sebuah kesempatan. Seperti kata Bunda, "Ada sejuta kesempatan yang datang, namun tak kan ada kesempatan yang sama yang akan datang dua kali." Dan aku percaya itu. Seperti mengambil kesempatan untuk mengikuti kegiatan Sahabat Muda Sinergi BEM FEM 2011, tak akan datang dua kali :’)
"Life is never as easy as you wish, but God always give the best" –Me
Regards,
Fadila Maula Hafsah
...